Langsung ke konten utama

Patina - Pendewasaan Kulit

Semua orang hampir pasti pernah berinteraksi dengan barang-barang dari kulit baik kulit sintesis maupun kulit asli. Sofa, jok motor, jok mobil, dompet,tas, dan ikat pinggang yang sekarang kamu pakai mungkin terbuat dari kulit. Sejarah mencatat pemakaian kulit sudah ada sejak zaman prasejarah, mereka menggunakan kulit dari binatang buruan sebagai alas kaki, pakaian, tenda, maupun tempat makanan dan minuman. Awalnya pengolahan kulit dilakukan secara sederhana hanya dikeringkan baik dijemur dibawah sinar matahari atau dipanaskan diatas api. Sekarang pengolahan kulit tidaklah sesederhana itu. Proses penyamakan menggunakan teknologi tinggi untuk menghasilkan bermacam-macam jenis kulit.


Beberapa orang secara spesifik menyukai barang-barang dari kulit asli, saya contohnya. Saya menyukai barang-barang dari kulit. Barang dari kulit terkenal awet tidak cepat rusak. Semakin lama dipakai semakin antik. Boleh jadi barang-barang dari kulit akan menjadi teman setia yang menemani setiap momen perjalanan hidup kamu. Dompet kulit yang kamu beli waktu pertama masuk SMA tetap setia sampe kamu  lulus kuliah dan baru diganti waktu mendapat gaji pertama dari tempatmu berkerja. Ikat pinggang dari kulit yang kamu beli untuk menambah ke-kece-an waktu pertama ngedate dengan si doi tetap setia hingga dipakai resepsi pernikahan dengan doi. Barang-barang dari kulit emang terkenal awet.

Barang-barang dari kulit asli terlihat sangat classy. Cocok dipadupadankan dengan bahan lainnya. Ikat pinggang warna natural dari kulit asli terlihat saling melengkapi dengan celana jeans - super lengkap dengan sepatu boot dari kulit. Sofa dari kayu terlihat klasik dibalut dengan kulit natural.

Barang tertentu akan usang seiring dengan pemakaian. Tidak untuk barang dari kulit asli, terutama kulit yang disamak disamak dengan metode dan bahan tertentu. Vegetable tanned leather (vegtan) misalnya, seiring dengan pemakaian maka warna dan tekstur permukaannya akan berubah - bukan usang ! Patina namanya. Klasik dan elegan adalah kesan pertama yang muncul ketika melihat dompet kulit mengkilat karena patina. Ikat pinggang seorang pria yang warnanya berubah gelap dan mengkilat karena pemakaian  boleh jadi  memunculkan kesan bahwa pemakainya adalah orang yang setia.

Proses patina terjadi pada barang-barang yang terbuat dari bahan alamiah. Kulit, kayu, logam, bahkan batu mengalami proses patina. Kulit terutama kulit vegtan sangat terlihat hasil  dari proses munculnya patina. Proses patina pada barang-barang dari kulit vegtan terjadi karena interaksi dengan sinar matahari, udara, cairan bahkan minyak yang keluar dari kulitmu. Dompetmu terlihat lebih gelap dari pertama kamu membelinya. Ikat pinggag kulitmu terlihat lebih mengkilap setelah dua bulan pemakaian. Sepatu bootmu terlihat lebih matang setelah digunakan jalan-jalan ke berbagai tempat.

Jika diamati kulit wajah kita juga mengalami proses patina hahaha. Dulu waktu bayi kulit kita terlihat merona, lembut dan kenyal. sekarang masyaAllah kulit kit terlihat dewasa dan matang hahaha. Benar bukan ?!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendaki itu Candu, Setuju ?

Sumber : wikipedia.org Tren naik gunung sampai sekarang masih menjadi tren bagi masyarakat Indonesia. Anak muda sampai orang tua (pendaki kawakan), perempuan dan laki-laki memenuhi jalur pendakian terutama pada hari-hari libur. Naik gunung seolah menjadi gaya hidup kekinian. Fenomena ini mulai buming setelah penayangan film 5 CM yang dirilis 12 Desember 2012. Hal ini juga yang terjadi pada saya, atau lebih tepatnya teman-teman yang mengajak saya mendaki pertama kalinya. Mereka mengajak mendaki setelah menonton film 5 cm, saya ikut-ikut saja walaupun belum pernah menonton 5 CM, malah saya menontonnya setelah mendaki gunung. Waktu itu tujuan kami adalah Gunung Ungaran, ya itulah gunung yang pertama saya daki. Hingga akhirnya saya ketagihan mendaki. Gunung Lawu, Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, Prau, Papandayan, hingga Gunung Rinjani saya daki bersama teman-teman ini.